LKI-CHANNEL , BOGOR
Massa pendukung SK Ephorus No. 791/L.27/V/2020 mendatangi Gereja HKBP Cibinong menuntut Pendeta Taipul Hutahaean di HKBP Cibinong menggantikan Pendeta Gideon Saragi.
Para jemaat HKBP Cibinong yang mayoritas mendukung Pendeta Gideon Saragi melakukan perlawanan dengan menutup akses masuk HKBP Cibinong, karena selama kepemimpinan Pendeta Gideon Saragi Gereja HKBP Cibinong mengalami kemajuan pesat.
Saat ditemui awak media, Drh. Parlin Sitorus salah satu jemaat pemerhati pembangunan Gereja HKBP Cibinong menuturkan, mayoritas jemaat HKBP Cibinong mendukung Pendeta Gideon Saragi dikarenakan selama kepimpinan beliau HKBP Cibinong mengalami kemajuan pesat.
Pembangunan gereja ini dulunya direncanakan ada panitia yang sudah terbentuk, lewat perencana rancang bangun PT Bona Hariara Perkasa yang merencanakan biaya sebesar 20,8 miliar. Biaya 20,8 miliar ini bentuk gereja yang mereka buat dengan luasan sampai 3019 meter. IMB waktu itu sudah keluar dan rencana akan ditenderkan, tetapi karena pendeta Gideon Saragi merasa biayanya terlalu besar dan akan membebankan Jemaat maka dievaluasilah hal tersebut,” ujar Parlin.
Lebih lanjut Parlin menjelaskan, “waktu itu mereka mematok biayanya sebesar 20,8 miliar. Dikarenakan gereja tidak memiliki uang sebesar itu, dan jemaat susah untuk mengumpulkan sebanyak itu, mereka merencanakan membuat sistem funding dalam hal pembiayaannya. Sistem funding tersebut direncanakan dengan DP 4,5 miliar kemudian gereja akan membayar dengan cara mencicil sebesar 299 juta perbulan selama 11 tahun. Jadi kalau dihitung total biayanya sekitar 43 miliar. Oleh karena itu jemaat melakukan evaluasi, ternyata biaya yang dibutuhkan sekitar 12 Miliar”.
“Hasil evaluasi tersebut kemudian dibawa ke rapat jemaat untuk selanjutnya diputuskan sistem swakelola. Setelah diputuskan, panitia pembangunan sebelumnya mengundurkan diri. Kemudian tidak dibentuk lagi panitia pembangunan tetapi hanya ketua pelaksana yang dikepalai oleh Pak Rudi Arwan dan ketua pencarian dana adalah M. Sitorus. Setelah itu dilaksanakan pembangunan gereja hingga sekarang,” jelasnya.
Pendeta HKBP Cibinong, Gideon Saragi
Ditempat terpisah, Pendeta Gedeon Saragi menuturkan “Awalnya Panitia pembangunan sedang mengurus IMB. Setelah diurus memang saya ijinkan memakai dana gereja sebesar 400 juta. Setelah dana gereja terpakai 400 juta saya tanya ketua majelis pembendaharaan, tetapi ketua majelis pembendaharaan menjawab tidak apa-apa yang penting dapat IMB nya, setelah mencapai 750 juta IMB belum keluar juga, akhirnya saya stop tidak boleh lagi keluar uang karena sudah terlalu banyak”.
“Karena timbul kecurigaan tentang pengurusan IMB, selanjutnya kita buat rapat ke jemaat. Kita minta mereka mengevaluasi selama 3 bulan. Setelah ditunggu biayanya bukannya berkurang, malah naik menjadi 20,8, Miliar. Sewaktu didepan jemaat mereka tidak bisa menjelaskan rincian pembiayaan tersebut, tutur Gedeon”.
Terkait dengan hasil mediasi yang dilakukan di Polres Bogor, pihak Polres Bogor memberikan opsi memilih berbagi tempat atau waktu beribadah di Gereja HKBP Cibinong.
“Tadi saya rapat majelis, jemaat bilang lebih baik berbagi tempat artinya gereja lama mereka gunakan. Karena mereka dulu jemaat disini maka kita juga sesama jemaat harus saling empati” ujar pendeta Gideon.
Mengenai sidang di Tarutung itu belum selesai, karena masih dalam tahap mediasi. Akan tetapi 2 kali mediasi mereka tidak mau datang, yang saya gugat SK saya kenapa dibuat seperti itu. Kenapa Ephorus dengan seenaknyamengeluarkan SK saya tanpa mengikuti aturan.
“Menurut aturan, satu SK pendeta resort harus dirapatkan dulu oleh lima unsur pimpinan HKBP. Setelah jemaat datang kesana ternyata unsur yang lima ini tidak mengikuti rapat tersebut dan hanya keputusan sepihak oleh Ephorus makanya saya gugat,” ungkapnya.
Pendeta Gedeon Saragi berharap agar pembangunan Gereja HKBP Cibinong bisa selesai dibawah kepemimpinannya
“Saya disini hanya ingin menyelesaikan pembangunan gereja, saya hanya memperjuangkan jemaat HKBP Cibinong dan saya tidak ada kepentingan lainnya,” pungkasnya. (Irs/Yus)