LKI CHANNEL - Purwakarta
Menyusul viralnya berita dugaan pungutan liar di SDN 2 Anjun terkait pembangunan workshop dan pembuatan tungku keramik, awak media pada hari senin, 03/03/2025 melakukan konfirmasi kepada Jujun Junaedi, komite sekolah yang juga merupakan ASN di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Litbang Keramik Plered. Selasa, 04/03/2025
Jujun menjelaskan bahwa program tersebut merupakan Program P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dari Kementerian Pendidikan yang diterapkan di wilayah masing-masing. "Iya, itu program lokal karya P5 dari Kementerian Pendidikan di wilayahnya masing-masing," ujar Jujun saat diwawancarai di kantor Litbang Keramik, Jalan Anjun, Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, pada tanggal (03/03/2025).
Jujun menambahkan bahwa dirinya sebagai orang tua wali murid (komite sekolah) yang berinisiatif untuk mengangkat potensi unggulan Plered, yaitu kerajinan keramik, melalui Program P5. "Saya punya inisiatif terkait kearifan lokal mengangkat potensi keunggulan Plered, makanya SDN 2 Anjun sama saya diskalakan prioritas," kata Jujun.
Jujun menjelaskan kembali bahwa pembangunan workshop dan tungku keramik dilakukan dengan swadaya masyarakat, bukan dari dana BOS. "Inisiatif berswadaya dengan masyarakat dari mulai tungku dan workshopnya. Baru tiga sekolah yang ikut, yaitu SDN 2 Anjun, SMP 2 Plered, dan SMAN 1 Plered. Anggaran ada di saya, dari orang tua, yaitu di swadaya, inisiatif dari orang tua soalnya dari dana BOS tidak ada," jelas Jujun.
Jujun mengakui bahwa dirinya mengumpulkan orang tua siswa pada bulan Desember untuk meminta iuran. "Betul memang saya pada bulan Desember mengumpulkan orang tua dan kepala sekolah mengetahui," ungkap Jujun.
Iuran tersebut merupakan swadaya dari orang tua untuk mendukung Program P5. "Saya punya wacana untuk Program P5 di semester ke-2, dan alhamdulillah saya ada iuran yang nominalnya Rp100.000 ke setiap orang tua. Adapun orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, ada kebijakan jadi tidak harus semuanya," jelas Jujun.
Ia juga menjelaskan bahwa pungutan tersebut dilakukan mulai dari bulan Desember hingga Januari. "Retribusi pungutan dari bulan Desember sampai Januari. Saya di Litbang sebagai instruktur, narasumber, pelatih tenaga ahli (ASN), dan sekop saya bukan hanya Plered saja, tetapi 6 kecamatan di Kabupaten Purwakarta".
Jujun menyebutkan bahwa total uang yang terkumpul dari iuran sebesar Rp16 juta dari 224 siswa. "Rp16 juta dari 224 siswa dari Desember sampai Januari," ujarnya.
Perlu di ketahui bahwa Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak boleh dipungut biaya. Project ini adalah program pemerintah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Tujuan dari project ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan profil pelajar Pancasila, sehingga tidak ada biaya yang dipungut dari siswa atau orang tua siswa
Walaupun dalam implementasi project ini di lapangan mungkin memerlukan biaya untuk operasional, seperti biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi, tetapi biaya tersebut tidak dipungut dari siswa atau orang tua, melainkan ditanggung oleh pemerintah atau sponsor lainnya.
Hal ini diatur dalam Permendikbud terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah Permendikbud Ristek No. 56/M/2022 dan Permendikbud Ristek No. 12 Tahun 2024. Permendikbud ini menjelaskan bahwa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk mengembangkan profil pelajar Pancasila.
( Yd/ Yn)